“E” merupakan bahasa yang tidak baku
dalam kosa kata bahasa jawa. Kedudukannya sebatas tambahan dalam suku kata yang
menunjukan penekanan terhadap suatu keterangan. Keterangan tersebut bisa berupa
kata benda, kata sifat maupun kata kerja. Letak dari “E” juga bisa berada pada
awal kata maupun akhir kata. Namun demikian tidak berpengaruh pada arti hanya
sebatas penekanan yang menunjukan ekspresi gumun
atau heran dan percaya.
Beberapa wilayah di Jawa Tengah logat
penambahan “E” masih banyak ditemukan. Misalnya di Tawangmangu kata “iyo” banyak yang menambah dengan logat
“E” menjadi “e...iyo”. di daerah
Kudus, kata “ngono” juga di tambah
dengan logat “E” menjadi “e....ngono”. di
Boyolali kata penggunaan konsonan tersebut pada kalimat “eee.... tobil anak kadal”. Sedangkan di Surakarta sendiri “E” juga
sering dipakai untuk beberapa logat seperti “e
e e . . . jan tenan kok”. Berdasarkan keterangan diatas yang menarik bukan
dari arti ataupun maknanya tetapi logat atau nada yang terkandung di penambahan
“E” itu sendiri. Penambahan “E” pada awal kata maupun kalimat tersebut
grafiknya naik, dalam arti nadanya meninggi. Hal serupa juga terdapat pada lagu
“e e e..... pakne thole”. Ini
menunjukan bahwa adanya penekanan terhadap huruf konsonan yang menggunakan
peralihan nada. Nada-nada tersebut apabila diamati dengan seksama sulit untuk
dimasukkan dalam katagori tangga nada diatonik ataupun pentatonik.
Notasi sederhana pada pola bentuk
logat “e” yang terdapat di beberapa daerah tersebut memiliki struktur nada yang
berbeda-beda. Seperti contoh logat di boyolali.
1 1
j12 1 . . . . . . .
E e
e . tobil anak kadal.
Selain
pada nada penekanan terhadap tempo cepat lambat bunyi juga mempengaruhi logat
bahasa tersebut. Misalnya pada daerah Tawangmangu jarak antara nada konsonan
“e” dengan kata baku dekat dan tidak sejauh dengan logat “e” yang berada di
daerah Kudus.
Tawang
mangu : “e . . iyo”
Kudus
: “e . . . . . ngono”
Nada-nada
tersebut sebenarnya muncul dan lahir di masyarakat dan sudah menjadi satu
bagian yang sulit untuk dicari awal mula penggunaannya. Namun demikian
keberagaman konsonan dibeberapa wilayah tersebut menggunakan “e” bukan “ e’ ”
ataupun “ ’e ”.
Hal
serupa juga terdapat pada bahasa pedalangan yang biasanya terdapat pada logat
wadyabala buta. Kata “e . . . lha dalah”,
“e e e e.... bojleng-bojleng iblis laknat
podo jejegalan”. Penekanan intonasi dan nada jelas terlihat dan dibentuk
sedemikian rupa sehingga akrab di telinga pendengar. Nada-nada yang digunakan
pada seni pertunjukan tersebut berpedoman pada nada-nada slendro ataupun pelog.
Namun demikian pada penerapannya tidak selalu sesuai dengan nada-nada yang ada
pada tangga nada slendro maupun pelog (sesuai dengan intuisi).
Dengan
demikian pada dasarnya logat ditentukan dengan intonasi dan rangkaian nada-nada
sesuai dengan nada lokal/kedaerahan masing-masing. Penggunaan konsonan “e” yang
tersebar di beberapa wilayah Jawa Tengah tersebut hampir sama artiannya.
Harrah's Lake Tahoe Casino and Hotel - MapYRO
BalasHapusSouth Lake Tahoe Casino 남원 출장안마 and Hotel is the perfect 하남 출장안마 venue for 전주 출장안마 an entertaining trip to 여수 출장샵 Tahoe or for an 경상북도 출장안마 entertainment opportunity